Pandji Pragiwaksono Resmi Dilaporkan ke Bareskrim, Pemuda Toraja: Humor Tak Boleh Menghina Budaya

SABER, JAKARTA | Komika Pandji Pragiwaksono resmi dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri oleh Aliansi Pemuda Toraja atas dugaan penghinaan dan ujaran bernuansa SARA terhadap masyarakat Toraja.

“Kami sudah menyelesaikan pembuatan laporan,” ujar Ricdwan Abbas Bandaso’, perwakilan Aliansi Pemuda Toraja, usai keluar dari Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2025).

Bacaan Lainnya

Laporan ini bermula dari unggahan video di kanal YouTube Pandji Pragiwaksono berjudul Uang VS Pendidikan yang kini ramai beredar di berbagai platform media sosial. Dalam potongan video yang viral tersebut, Pandji dianggap menjadikan ritual adat pemakaman masyarakat Toraja, rambu solo’, sebagai bahan candaan dalam penampilannya di panggung stand-up comedy.

Dalam materi itu, Pandji menyinggung bahwa biaya ritual pemakaman Toraja sangat mahal hingga membuat sebagian warga jatuh miskin, bahkan menyebut ada keluarga yang menyimpan jenazah di rumah karena tidak mampu membiayai upacara adat tersebut.

Ricdwan menilai pernyataan itu menyesatkan serta melukai harga diri dan kehormatan masyarakat adat Toraja yang telah memelihara tradisi turun-temurun. Ia juga menyayangkan belum adanya klarifikasi maupun permintaan maaf dari Pandji hingga saat ini.

“Sejak video ini viral, tidak ada itikad baik atau permintaan maaf kepada masyarakat Toraja. Karena itu, kami mengambil langkah tegas melaporkan saudara Pandji ke pihak berwenang,” tegas Ricdwan.

Menurutnya, sebagai generasi muda Toraja, mereka memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga martabat dan warisan budaya leluhur. “Kami pemuda Toraja berhak dan berkewajiban melindungi adat kami dari segala bentuk pelecehan. Apa yang disampaikan Pandji tidak mencerminkan realita dan justru mencoreng budaya kami,” imbuhnya.

Sementara itu, Prilki Prakarsa Randan, perwakilan lain dari Aliansi Pemuda Toraja, meminta aparat penegak hukum untuk bertindak cepat dan profesional dalam menangani laporan tersebut.

“Bangsa ini berdiri atas keberagaman adat dan budaya. Jika satu budaya dilecehkan, maka pondasi kebangsaan kita bisa runtuh. Karena itu, kami mendesak Kepolisian untuk menindak tegas dugaan rasisme dan diskriminasi ini sesuai hukum yang berlaku,” tegas Prilki.

Aliansi Pemuda Toraja berharap laporan ini menjadi pembelajaran bagi publik, khususnya para pelaku seni dan komedi, agar lebih bijak dalam menjadikan unsur budaya sebagai bahan hiburan. “Humor tidak boleh mengorbankan martabat suatu suku,” tutup Ricdwan.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *