SATU BERITA | Gubernur Sulawesi Selatan Prof. Nurdin Abdullah (NA) menyebut daerah di Sulsel yang sudah “Clear” dari Corona bertambah menjadi 18 kabupaten/kota.
Ini artinya, ada penambahan 6 daerah yang meski tak bersih betul dari virus Corona namun dianggap sudah dapat mengendalikan penyebarannya.
Nurdin Abdullah sendiri telah menegaskan, pandemi Covid-19 ini, tidak akan pernah hilang.
“Artinya, kita hidup dengan protokol kesahatan ketat, pakai masker, cuci tagan dan jaga jarak,” katanya.
Terpisah
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Kadinkes Sulsel) Muhammad Ichsan Mustari belum mengupdate ke-18 daerah yang dinyatakan clear oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.
Namun demikian, terkait Gubernur Sulsel Sebut 18 Daerah Clear Covid-19, ia mengatakan sudah benar.
“Saya kira itu betul, nanti datanya di-update,” jelas Ichsan yang tak lain juga Ketua IDI Sulsel itu.
Hanya saja, terkait pernyataan dr Ichsan sebelumnya terkait 12 daerah clear dari virus corona, hal ini menuai protes dari Ikatan Dokter Indonesia Kota Makassar.
Humas IDI Kota Makassar, dr Wachyudi Muchsin, menyebut pernyataan yang dibeberkan pejabat Pemprov Sulsel ini bertentangan apa yang di sampaikan dengan data yang ada di https://covid19.sulsel.go.id, serta penyebaran virus corona tampaknya masih terus terjadi di Sulawesi Selatan.
Wachyudi menemukan pihak yang terkonfirmasi positif terus bertambah, belum lagi banyaknya dokter dan tenaga medis yang terpapar virus corona di rumah sakit rujukan.
“Jangan mau memaksakan New Normal di Sulawesi Selatan sementara data tidak mendukung,” ujar Wachyudi.
Pihak IDI Makassar mengkhawatirkan bila ada statement pemangku kebijakan selevel kepala dinas kesehatan di tingkat lokal tentang kasus menurun, pandemi landai dan segera berakhir. namun kondisi real tidak seperti itu.
“Kami khawatir nantinya masyarakat merasa sudah aman padahal kondisi belum aman,” ungkap Wachyudi
IDI Kota Makassar berharap pemerintah Sulsel melalui Dinkes yang mengklaim 12 Kabupaten di Sulsel Aman Covid-19 harus berdasarkan data ilmiah.
“Harusnya data yang dirilis provinsi merupakan data berbasis pelayanan. Bukan berbasis domisili karena semua yang pasien positif daerah dikirim ke Makassar,” kata Wachyudi.(spiritkita)







