SABER, PALOPO | Di balik gemerlap dunia kebugaran dan tubuh berotot yang kerap dipamerkan di media sosial, tersimpan sisi gelap yang jarang diangkat.
Tak sedikit yang rela memforsir tubuh demi hasil instan padahal di balik otot yang keras, sendi dan ginjal diam-diam menjerit menanggung beban berlebih.
Influencer fitness sekaligus aktivis kebugaran asal Palopo, Bang Tiwa, yang telah menekuni dunia gym selama 18 tahun, mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren latihan ekstrem dan konsumsi suplemen yang berlebihan. Kita ke gym itu untuk kesehatan jangka panjang, bukan untuk lomba siapa paling cepat besar. Otot memang penting, apalagi di masa tua nanti. Tapi jangan karena ingin cepat berotot, akhirnya isi dalam tubuh yang rusak,” ujarnya. Jumat (7/11/25).
Bang Tiwa menegaskan bahwa tubuh perlu keseimbangan antara latihan, istirahat, dan asupan gizi yang tepat. Protein itu penting, tapi jangan ugal-ugalan. Banyak yang berpikir semakin banyak protein semakin sehat, padahal kalau berlebihan justru bisa membebani ginjal,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya hidrasi. Setelah latihan, perbanyak minum air putih bukan air es. Air putih membantu proses metabolisme dan melindungi fungsi ginjal, sementara air es justru bisa menghambat penyerapan tubuh setelah olahraga berat,” tambahnya.
Ia memberikan panduan sederhana agar masyarakat memahami kebutuhan proteinnya dengan tepat. Untuk tahu berapa banyak protein yang kamu butuhkan setiap hari, hitung saja dengan rumus sederhana berat badan (kg) + usia = kebutuhan protein harian (dalam gram),” jelasnya. Misalnya, seseorang dengan berat badan 70 kg dan usia 30 tahun berarti membutuhkan sekitar 100 gram protein per hari. Itu pun tetap tergantung aktivitas dan kondisi tubuh masing-masing,” ujarnya.
“Latihan keras boleh, tapi jangan sampai lupa tujuan awal kita datang ke gym untuk hidup lebih sehat, bukan sekadar terlihat keren,” tutup Bang Tiwa.(*)







