SABER, PALOPO | Aktivis kebugaran sekaligus Influencer fitness asal Kota Palopo, Bang Tiwa, kembali mengingatkan masyarakat agar tak terjebak dengan mitos bahwa berat badan adalah satu-satunya ukuran kesehatan.
Lewat gaya khasnya yang santai namun bernas, Bang Tiwa menegaskan bahwa tolok ukur sehat justru ada pada lingkar perut dan energi tubuh, bukan angka di timbangan.
Diet sukses itu bukan soal angka di timbangan. Kalau lingkar perut berkurang, otot naik, energi meningkat, baju makin longgar, dan badan terasa lebih fit itu baru namanya progress. Timbangan cuma bonus, yang penting terasa, bukan cuma terbaca,” ujar Bang Tiwa, Senin (6/10/25).
Menurutnya, banyak orang keliru karena terlalu fokus mengejar angka ideal. Padahal, berat badan bisa menipu bisa saja turun karena kehilangan cairan, bukan lemak. Sebaliknya, berat bisa naik karena otot bertambah, padahal tubuh justru makin padat dan sehat.
“Soal timbangan itu kayak politik, sering bikin baper tapi jarang jujur,” canda Bang Tiwa sambil tertawa kecil.
Ia juga menjelaskan, lingkar perut lebih akurat untuk menilai kondisi kesehatan seseorang. Lemak yang menumpuk di sekitar perut, atau disebut lemak visceral, dapat mengganggu kerja organ vital seperti jantung, hati, dan pankreas. “Kalau kebanyakan, risiko diabetes, hipertensi, sampai stroke makin tinggi,” jelasnya.
Dikutip dari laman Alodokter juga menjelaskan bahwa menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, batas aman lingkar perut normal untuk pria adalah di bawah 90 cm, dan untuk wanita di bawah 80 cm.
Lingkar perut yang melebihi batas ini menjadi tanda bahwa seseorang memiliki lemak perut berlebih, yang dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes dan jantung,” tulis Alodokter dalam artikelnya berjudul Cara Mengukur dan Menjaga Lingkar Perut Normal.
Bang Tiwa pun mengingatkan, menjaga ukuran perut tetap ideal bukan soal estetika semata, melainkan soal fungsi tubuh dan kualitas hidup.
Kalau lewat dari 90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita, itu tandanya over capacity. Sekilas bisa kelihatan normal, tapi sebenarnya tubuh sudah kerja ekstra,” ujarnya.
Terakhir, ia menegaskan bahwa keberhasilan diet tidak diukur dari angka, melainkan dari perasaan, performa, dan konsistensi. Progress sejati bukan di angka, tapi di performa. Badan makin padat, bukan lembek. Ingat, quality over quantity,” tegas Bang Tiwa.(*)






