SABER, PALOPO | Aktivis kebugaran sekaligus influencer fitness asal Palopo, Bang Tiwa, memberikan pandangan kritis namun elegan terhadap tren membangun otot secara berlebihan tanpa memperhatikan proporsi tubuh.
Menurutnya, tidak sedikit orang kini terjebak dalam obsesi memperbesar otot tanpa menyesuaikan dengan tinggi badan maupun struktur rangka, sehingga hasilnya justru terlihat tidak proporsional.
“Misalnya tinggi badan cuma 150 cm tapi ototnya dibentuk sebesar Hulk, kesannya malah tidak seimbang. Bahkan bisa terlihat seperti badut fitness,” ujar Bang Tiwa sambil tersenyum, Kamis (9/10/2025).
Ia menegaskan bahwa esensi kebugaran sejati bukan diukur dari seberapa besar otot seseorang, melainkan dari bagaimana tubuh tampak proporsional, sehat, dan berfungsi optimal.
“Estetika tubuh itu penting. Jangan sampai demi terlihat gagah, justru tampil janggal di cermin,” tambahnya.
Latihan Harus Disesuaikan dengan Proporsi Tubuh
Bang Tiwa menjelaskan, program latihan beban seharusnya disusun sesuai dengan struktur tubuh masing-masing, bukan meniru bentuk tubuh orang lain.
Menurutnya, mereka yang berpostur pendek lebih tepat fokus pada pembentukan simetri dan definisi otot dibanding hanya mengejar volume.
“Tubuh yang proporsional bukan hanya enak dipandang, tapi juga membuat gerakan lebih efisien dan mencegah risiko cedera,” ujarnya.
Sejalan dengan hal itu, dr. Rahmawati, Sp.KO, dokter spesialis kedokteran olahraga yang dikutip dari laman Alodokter, menyampaikan bahwa pembentukan otot yang tidak sesuai proporsi tubuh dapat berdampak pada keseimbangan dan postur.
“Otot yang berkembang tidak seimbang dengan tinggi badan atau kekuatan inti tubuh bisa mengganggu postur, koordinasi, dan fleksibilitas. Latihan harus disesuaikan dengan proporsi tubuh agar tetap sehat dan efisien,” jelas dr. Rahmawati.
Fitness Adalah Tentang Kesadaran Diri, Bukan Kompetisi Ukuran
Bang Tiwa pun mengingatkan, dunia kebugaran bukan ajang siapa yang paling besar, tetapi siapa yang paling memahami tubuhnya sendiri dan konsisten menjaga kesehatan.
“Fitness bukan tentang siapa yang paling besar, tapi siapa yang paling paham tubuhnya,” tegasnya.
Dengan pesan itu, Bang Tiwa berharap masyarakat terutama generasi muda dapat memahami bahwa proporsi dan keseimbangan adalah kunci utama dalam membangun tubuh ideal yang sehat, estetis, dan berdaya guna.(*)






