SATUBERITA – Masyarakat Sulsel khususnya pendukung pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) diminta waspada terhadap praktik kecurangan di Pilgub Sulsel. Khususnya dengan cara manipulasi hasil survei untuk membentuk opini publik.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim NH-Aziz Center, Hamka B Kady menanggapi hasil survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang diduga kuat merupakan pesanan. Setidaknya, ia menjabarkan tujuh kemungkinan praktik “jekkong” berdasarkan hasil survei yang direkayasa.
Pertama, melalui survei yang dipublish bisa jadi adalah target perolehan suara seorang kandidat dan penggembosan suara bagi lawan tandingnya. Tujuannya, kata dia, agar hasil suara akhir akan dipaksakan dicapai dengan cara apapun termasuk cara jekkong.
Kedua, oknum kandidat akan melakukan langkah-langkah penekanan di daerah yang di kuasai atau daerah basisnya. Mungkin saja, lanjutnya menjelaskan, melakukan langkah jekkong dengan di-backup aparat sipil negara.
“Bahkan bisa jadi berusaha mempengaruhi aparat keamanan termasuk penyelenggara dan panwas untum minta perlindungan atau paling tidak ada pembiaran supaya aman dalam melaksanakan aksi jekkongnya,” tuturnya.
Kemudian, oknum kandidat melakukan pengawalan suara di setiap lingkungan dan dusun atau di sekitar TPS pada malam hari hingga menjelang pecoblosan.
Bahkan, ia menyebut, ada kemungkinan dilakukan cara memberikan sesuatu kepada pemilih yang dikawalnya.
Olehnya itu, Hamka mengingat kepada masyarakat untuk turut memerangi praktik curang di Pilgub Sulsel. Penguatan tim di tingkat TPS, kata Hamka, akan diperkuat untuk mencegah adanya praktik jekkong.
“Ayo rapatkan barisan untuk melawan proses kecurangan yang mereka rancang secara sistematis dan massif,” ujarnya.(**)