PALOPO, SATU BERITA | Berbagai Badan Otonom Nahdatul Ulama Kota Palopo menggelar Dialog Akhir Tahun dalam rangka Haul Gus Dur Ke-10 dengan Tema “Merawat Harmoni Dalam Bingkai Keragaman” di Cafe Sweetness 45, Kota Palopo, Senin (30/12/19).
Tiga narasumber yang hadir memaparkan pandangannya mengenai pemikiran Gus Dur dalam “Merawat Harmoni Dalam Bingkai Keragaman” yang menjadi tema sentral dalam diskusi yang di pandu oleh Abdullah Sappe Ampin Maja.
Sementara itu salah satu Narasumber yaitu, Dr. Hadi Pajarianto, M.Pd.i Mengatakan bahwa Gus Dur merupakan tokoh yang sangat luar biasa dalam hal toleransi antara ummat beragama dari gerakan-gerakan struktural yang dibangun oleh beliau lah muncul ide-ide atau gagasan yang luar biasa dalam hal keberagaman.
Sehingga berkat beliau lah banyak gagasan-gagasan begitu luar biasa mengenai islam seperti Pribumisasi Islam yang digagas Gus Dur merupakan upaya dakwah dan pola amar ma’ruf nahi munkar yang diselaraskan dengan konsep mabadi khaira ummah.
Pelaksanaan konkretnya adalah menasionalisasikan perjuangan Islam, dengan harapan tak ada lagi kesenjangan antara kepentingan nasional dengan kepentingan Islam.
Sehingga Islam haruslah senantiasa memberikan kontribusi dalam menjawab masalah yang timbul akibat proses modernisasi karena ajaran agama mempunyai peran yang penting dalam berbagai segi kehidupan.
Gagasan ”Pribumisasi Islam” dipaparkan dalam dua tulisan Gus Dur yaitu tulisan yang berjudul ”Salahkah jika dipribumikan?”, kolomnya di majalah Tempo pada 16 Juli 1983, dan kedua, ”Pribumisasi Islam”, antologi tulisan dalam Muntaha Azhari dan Abdul Mun’im Saleh.
Gagasan ”Pribumisasi Islam” di maksud kan Gus Dur sebagai jawaban atas problema yang dihadapi umat Islam sepanjang sejarahnya, yakni bagaimana mempertemukan budaya (adah) dengan norma (syariah), sebagaimana juga menjadi persoalan dalam ushul fiqh.”ucapnya.
Dalam dialog kali ini turut hadir sekertaris Nahdatul Ulama Kota Palopo Dr. Abbas Langaji, Pengurus Ansor Toraja Raya Randi Tambing, Ketua KNPI Kota Palopo Umar.(fjr*)
