SABER, PALOPO | Suasana nyaman di pusat kebugaran sering kali terganggu oleh perilaku sejumlah pengunjung yang kurang memperhatikan etika saat berolahraga.
Mulai dari alat yang tidak dikembalikan setelah dipakai, duduk berlama-lama sambil bermain ponsel, hingga penggunaan parfum berlebihan, menjadi keluhan yang kerap muncul di kalangan member gym. Kebiasaan-kebiasaan kecil ini, meski terlihat sepele, ternyata mampu menciptakan rasa tidak nyaman bagi orang lain yang sama-sama ingin berlatih dengan fokus.
Aktivis kebugaran sekaligus influencer fitness, Bang Tiwa, menjelaskan bahwa menjaga etika di gym sama pentingnya dengan menjaga konsistensi latihan,”
“Gym adalah ruang bersama. Kalau kita tidak peduli dengan kebiasaan-kebiasaan kecil, dampaknya bisa besar buat orang lain. Mulai dari bau badan yang mengganggu, alat yang tidak rapi, sampai sikap sok tahu yang bikin orang jadi malas latihan. Semua itu sebenarnya bisa dihindari kalau kita saling menghargai,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bang Tiwa menambahkan bahwa etika sederhana, seperti membawa handuk kecil untuk mengelap keringat, membatasi pemakaian alat saat ramai, dan tidak mengganggu orang lain dengan komentar, merupakan bentuk penghargaan terhadap sesama.
“Banyak orang datang ke gym dengan tujuan berbeda, ada yang ingin sehat, ada yang ingin membentuk tubuh, ada juga yang sekadar melepas stres. Jadi jangan sampai perilaku kita justru menghalangi orang lain mencapai tujuannya. Intinya, latihan keras boleh, tapi tetap jaga sikap,” ujarnya. Selasa (23/09/25).
Meskipun terdengar sederhana, menurut Bang Tiwa, kesadaran tentang etika gym adalah bagian penting dari budaya kebugaran yang sehat. Ia berharap pecinta fitness di Palopo dan daerah lain semakin memahami hal ini, sehingga gym bukan hanya tempat membangun otot, tetapi juga ruang tumbuh bersama dalam suasana positif.”kuncinya.(*)







