“Hari Perawat Internasional 2018” Sekda Kota Palopo Bilang Begini | SATUBERITA.co.id

PALOPO-SATUBERITA|Dialog ini mengangkat topik “Perawat Sejahtera, Masyarakat Bahagia, Indonesia Berjaya” bertempat, di Gedung Saodenrae Convention Centre (SCC), Kota Palopo, 14 Mei 2018.

Dengan pemotongan tumpeng sebagai simbolis di hari lahir perawat internasional sekaligus hari lahir Ikatan Mahasiswa Perawat Indonesia Yang Bertepatan pada tahun ke 8.

Bacaan Lainnya
Pemotongan Nasi Tumpeng

Orasi Ilmiah yang dibacakan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan sekaligus ketua DPD PPNI Kota palopo Taufiq, S.Kep, Ns, M.kes menyampaikan Isu sentral yang berkembang saat ini bagi perawat indonesia yaitu era globalisasi dan bagaimana berkompitisi di dalamnya, terutama peningkatan peran perawat sebagai dasar peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan ‘patient safety’. Keperawatan dihadapkan pada berbagai tantangan. Adapun tantangan pembenahan internal di fokuskan pada empat dimensi domain yaitu ilmu keperawatan, pelayanan keperawatan, dan asuhan keperawatan, praktik keperawatan serta jenjang karir perawat di pelayanan.

Lanjutnya, ” Tantangan Eksternal berupa tuntutan akan adanya registrasi, lisensi, sertifikasi yaitu tantangan undang-undang praktik keperawatan, tuntutan kompentensi dan perubahan pola penyakit, peningkatan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban, perubahan sistem pendidikan nasional, serta perubahan lainnya pada supra sistem dan pranata lain yang terkait.

Sambutan Pjs Walikota Palopo Andi Arwien S,STP yang diwakili oleh Sekda kota Palopo H.Jamaluddin, SH.MH Menyampaikan Perawat merupakan profesi yang sangat mulia dan terhormat, kehadiran perawat mempengaruhi proses kesembuhan penyakit pada setiap klaien. Kita patut bersyukur karena berkembangan profesi perawat dari tahun ketahun makin menunjukkan kemajuan dan perkembangan yang pesat. Khususnya dalam upaya penguatan kepasitas pendidik keperawatan yang kini tersedia dari jenjang D3 sampai S2.

Lanjutnya ” Dulu sebelum tahun 2000-an tidak ada perawat yang kecil fisiknya semua fisiknya kuat dan penampilannya OK, dan Dulu setanah Luwu cuma 120 orang perawat dan bidan yang bisa diterima sekolah disekolah perawat dan bidan, 80 orang perawat dan 40 orang Bidan oleh karena itu disesuaikan dengan formasi yang tersedia di Kementrian Kesehatan sehingga perawat itu baru kelas tiga suda di Litsus (penelitian khusus) diangkat sebagai tenaga perawat dan dulu juga tidak sembarang orang masuk disekolah perawat dan gampang di angkat sebagai pegawai karena memang orang yang masuk disekolah perawat disesuaikan dengan formasi tersendiri dari Kementrian Kesehatan” tegasnya.

Lanjutnya Lagi “Kondisi dulu dan sekarang berbeda, karena dulu orang begitu tamat sekolah perawat itu langsung di Angkat, Karena dia masuk dengan formasi yang tersedia, kalau sekarang tidak, kenapa pendidikan perawat di buka, siapa saja yang masuk, sekolah perawat ada dimana mana dengan catatan tidak ada jaminan bahwa anda diangkat sebagai pegawai menteri, karena memang yang diterima disekolah perawat tidak sesuai dengan formasi yang ada.

Turut hadir Sekda Kota Palopo H.Jamaluddin, SH.MH, Asisten II Taufiq, S.Kep, Ns, M.kes, Kepala BKD Drs. H.Dahri Saleng, Kepala Dinas Kesehatan Dr.dr. Ishaq Iskandar, Ketua DPD PPNI Kota Palopo, Ketua GNPHI Kota Palopo, Direktur RSU.Sawerigading Kota Palopo, Perwakilan dari Puskesmas Kota Palopo, para perawat sekota Palopo dan tamu undangan lainnya.(hms*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *