Naili–Akhmad: Saatnya Mengubah Salam Sapa Jadi Kerja Nyata

SABER, PALOPO | (OPINI) Senin, 11 Agustus 2025. Hari ini genap tujuh hari, sejak dilantik Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, pasangan Naili-Akhmad masih terjebak dalam parade seremonial yang kosong makna. Publik Palopo menanti kebijakan nyata, bukan sekadar tontonan.

Dari hari pertama menjabat, agenda mereka hanya berkutat pada rutinitas basa-basi: tatap muka dengan ASN, paripurna di DPRD Palopo, sidak ke Kelurahan, Kecamatan, hingga RS Sawerigading Rampong. Terbaru, kunjungan ke Luwu (baca; bertemu Bupati Luwu) membahas kerja sama infrastruktur diperbatasan dengan Pemkab Luwu dan silaturahmi dengan Datu Luwu di rumah jabatan. Semua itu terasa seperti kosmetik politik—tampak sibuk, namun nihil substansi.

Bacaan Lainnya

Padahal, tumpukan masalah di Kota Palopo menanti solusi konkret. Defisit keuangan daerah, Kemacetan pembangunan dan proyek mangkrak, penumpukan sampah, minimnya pendampingan terhadap pelaku usaha kecil, inflasi harga sembako, distribusi air yang kerap tersendat, proses penerbitan PBG yang berlarut-larut, banjir yang terus mengintai, minimnya investasi, pengangguran, hingga nasib anak jalanan, adalah pekerjaan rumah yang mendesak.

Publik tidak butuh drama kunjungan atau silaturahmi berhiaskan formalitas. Yang mereka tuntut adalah aksi, bukan sekadar wacana. Naili-Akhmad harus segera membuktikan kapasitasnya.

Sinergi dengan Forkopimda dan DPRD bukan sekadar opsi, melainkan keharusan untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan. Kota Palopo, sebagai kota jasa, membutuhkan jaminan keamanan investasi untuk menggerakkan roda ekonomi. Tanpa langkah tegas, kepercayaan publik dan investor akan sulit diraih.

Di sisi lain, Naili harus tegas memisahkan urusan pemerintahan dari kepentingan partisan. Jabatan yang diembannya bukan panggung untuk memuaskan ambisi politik semata, melainkan amanah untuk mewujudkan perubahan.

Publik Palopo menggantungkan harapan besar pada duet ini, meski sadar tak ada pemimpin yang bisa menyenangkan semua pihak. Namun, setidaknya, Naili-Akhmad harus menunjukkan itikad nyata, bukan hanya janji manis yang menguap di udara.Waktu terus berjalan, dan kesabaran publik bukan tanpa batas. Naili-Akhmad, ini saatnya berhenti berpose dan mulai bekerja. Tak kenal maka tak sayang, tapi tanpa aksi nyata, jangan harap simpati publik akan datang.(*)

Mubarak Djabal Tira

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *