Nurdin Abdullah (Paslon No.Urut 3): Ternyata Pernah Berbuat Hal Ini Di Palopo – SATUBERITA.co.id

PALOPO-SATUBERITA ¦ Calon Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah melakukan safari jelang Ramadan ke Luwu dan Palopo, Selasa (15/5) kemarin.

Dalam kunjungannya ke rumah beberapa tokoh masyarakat di Noling Kecamatan Bua Ponrang Kabupaten Luwu, Prof NA mengaku banyak mendapat masukan dan laporan terutama mengenai kegiatan pertanian di daerah tersebut.

Bacaan Lainnya

Tokoh dan warga setempat, sebut Prof Nurdin, sangat mendambakan kembalinya kejayaan pertanian dan perkebunan terutama padi dan kakao yang kini tak terlalu bisa lagi diandalkan.

“Rerata masyarakat mengeluh soal infrastruktur pertanian, pengairan, jalan dan jembatan serta pengolahan padi yang masih harus dikirim dan diproses di Sidrap,” ucap NA.

Ke depan, kata dia, pertanian dan perkebunan harus kita kembangkan. Luwu harus jadi sentra pertanian dan perkebunan, Palopo kita garap jadi kota jasa utamanya layanan kesehatan, tandasnya.

“Soal pengolahan padi, petani di Luwu kurang mendapat profit, benihnya masih didatangkan dari wilayah lain, setelah jadi padi diolah di Sidrap menjadi beras lalu kembali masuk ke Tana Luwu, bicara kakao apalagi, kita punya kakao tapi Belgia dan Belanda yang lebih terkenal, padahal di sana tidak ada kebun kakao,” jelas NA yang ditemani beberapa tokoh parpol pendukungnya diantaranya Alfri Jamil (PDIP) dan Ketua Tim Pemenangan NA-ASS Kota Palopo Edy Maiseng. NA menikmati makan malamnya di cafe Paris, kawasan dekat pintu masuk pelabuhan Tanjung Ringgit sambil bercerita pengalamannya saat dulu masih kuliah sambil bekerja di Kota Palopo sekitar tahun 1986.

“Saya dulu kuliah sambil kerja, kebetulan ayah saya teman baik pak Mubara Dappi Bupati Luwu waktu itu, ayah saya bangun ruko di Jalan Mangga depan terminal, jadi saya sudah lama bergaul dan tinggal di Palopo, wilayah ini sangat potensial untuk kita kembangkan,” tuturnya panjang lebar.

Lanjut dia, “Palopo ini sentral, letaknya strategis, bandara Bua harus diperpanjang runwaynya, biar pesawat berbadan lebar bisa mendarat. Pelabuhannya harus jadi pelabuhan regional.

Disini harus ada rumah sakit bertaraf internasional, tidak usah kita bicara dia type A atau B, yang penting pelayanannya bagus, dan peralatannya lengkap, sehingga pasien tak perlu dirujuk ke Makassar lagi, jangan ada pasien begitu dia masuk langsung ditanyain pake BPJS atau bayar pribadi, jadi belum apa-apa pasien bertengkar dulu sama petugas rumah sakit,”

Cetus Prof NA yang pagi ini rencananya kembali melanjutkan safari ke Larompong, Kabupaten Luwu masih dalam rangkaian sosialisasi menuju Pilgub Sulsel yang suhunya kian memanas dimana Prof NA selalu jadi bulan-bulanan media. (Rls*)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *