SABER, PALOPO | (Opini). Sejatinya pagelaran akbar piala dunia U-20 diadakan di Indonesia sebagai tuan rumah akan tetapi berbagi pihak menolak kehadiran kesebelasan Israel dengan argumentasi, bahwa Israel adalah bangsa penjajah.
Mereka telah menjajah bangsa Palestina sekian puluh tahun lamanya sementara konstitusi kita jelas, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan. Oleh karena itu, sebagai pengganti, FIFA menunjuk Argentina sebagai tuan rumah.
Dengan batalnya Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia U-20 akibat keikutsertaan Israel, penulis teringat dengan sebuah tulisan menarik dari Prof. M. Bambang Pranowo dengan judul “Islam, Yahudi, dan perang Lebanon”.
Tulisan Prof. Bambang memang tidak ada kaitannya dengan sepak bola Israel namun menarik untuk direnungkan, kata Prof. Bambang dalam tulisannya itu, bahwa Dr. Wafa Sultan, warga Amerika keturunan Suriah pernah membuat pernyataan di jaringan TV Al-Jazeera.
Kata Sultan, bangsa Yahudi muncul dari tragedi Holocaust dan memaksa dunia untuk menghormatinya dengan menunjukkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka dihormati karena kerja keras dan ilmu pengetahuannya.
Bukan karena demonstrasi dan teriakan-teriakannya. Dunia tidak pernah melihat orang Yahudi melakukan tindakan konyol seperti bom bunuh diri dan menghancurkan gereja. Pernyataan Sultan tersebut langsung menimbulkan reaksi luas.
Ada yang mendukung, dan sebaliknya ada yang menolak. Yang satu menuduh Sultan seorang munafik dan pembohong sedangkan yang lainnya memuja dia sebagai orang yang berbicara dengan alasan-alasan yang rasional.
Bagaimanapun harus diakui, bahwa terdapat sederet tokoh yang berhasil mengubah dunia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi di antaranya merupakan tokoh-tokoh keturunan Yahudi.
Misalnya, penemu google Sergey Brin, pendiri Microsoft Bill Gates, penemu Facebook Mark Zuckerberg, Albert Einstein sang fisikawan, Theodore Maiman penemu laser dan seterusnya.
Lantas, apa yang mestinya kita lakukan ? Adalah bagaimana kita mengadu adrenalin untuk dapat mengalahkan mereka di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi atau paling tidak bisa menyamai mereka. (*)