Pelaku Penyerangan Asrama Mahasiswa di Makassar di Amankan Polisi

MAKASSAR, SABER | Polisi menangkap tujuh pelaku terkait kasus penyerangan dua asrama mahasiswa yang menyebabkan korban putus telapak tangan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Para pelaku telah ditetapkan jadi tersangka dan dijerat pasal berlapis.

“Jadi baru ada 7 tersangka,” ungkap Kapolda Sulsel Irjen Nana Sudjana saat jumpa pers di Polrestabes Makassar, Selasa (7/12/2021).

Bacaan Lainnya

Para tersangka itu berinisial MA, MG, Y, W, dan MD. Sementara 2 tersangka lainnya adalah mahasiswa berinisial EKP dan ASS.

“Para tersangka ada yang ditangkap di Kota Makassar, ada di Luwu dan ada juga di Bone,” ungkap Nana.

Irjen Nana menjelaskan, kasus ini awalnya dipicu pengeroyokan sejumlah mahasiswa Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL) terhadap Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM), Arham, pada Jumat (26/11) malam. Arham dilaporkan luka-luka berat akibat insiden penyerangan tersebut.

Selanjutnya, Arham yang merupakan seorang mahasiswa asal Kabupaten Bone itu lantas melaporkan penganiayaan yang dialaminya ke rekan-rekannya sesama mahasiswa asal Bone.

Alhasil, terjadi aksi serangan balasan ke asrama mahasiswa IPMIL di Jalan Sungai Limboto, Makassar, pada Minggu (28/11/2021) dini hari.

Serangan balasan tersebut menyebabkan seorang mahasiswa atas nama Muhammad Abdul Said terputus tangan kirinya, tepatnya pada bagian telapak tangan.

“Korban ada satu orang atas Muhammad Abdul Said, merupakan mahasiswa. Korban ini mengalami luka-luka pada tangan kiri terputus,” kata Irjen Nana.

Nana kemudian mengklasifikasi bahwa tim khusus dari Reskrim Polrestabes Makassar dan Ditreskrimum Polda Sulsel menangkap lima tersangka atas kasus penganiayaan Ketua BEM Fakultas Pertanian, Arham. Mereka adalah MA, MG, Y, W, dan MD.

Sementara untuk kasus serangan balasan yang menyebabkan Muhammad Abdul Said terputus tangannya, pihaknya menangkap dua tersangka berinisial EKP dan ASS.

Nana menjelaskan, penyerangan asrama IPMIL di Jalan Sungai Limboto tersebut sebenarnya juga kembali memicu serangan balasan berupa penyerangan asrama KEPMI Bone di Jalan Sungai Limboto.

Serangan tersebut menyebabkan asrama KEPMI Bone terbakar namun tak ada korban jiwa karena asrama dalam keadaan kosong pada saat serangan balasan terjadi.

Dia juga mengatakan penyerangan asrama mahasiswa IPMIL sedikitnya melibatkan 21 orang. Sementara penyerangan asrama KEPMI Bone sedikitnya melibatkan 40 orang sehingga tim khusus saat ini masih terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku lainnya.

“Saat ini baru 7 tersangka yang sudah kami negara ke penyidikan,” pungkas Nana. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *