SATUBERITA|Sebagai calon gubernur yang paling potensial memenangkan Pemilihan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah yang terus berkibar di jajaran paling atas (top survei) paling banyak mendapat black campaign atau kampanye hitam dari musuh-musuh politiknya.
Teranyar, Nurdin Abdullah, mantan bupati Bantaeng 2 periode itu kembali diserang soal isu tenaga kerja asing selain isu ‘pembohong’ yang disematkan pada dirinya usai Debat Kandidat beberapa waktu lalu, dimana saat itu, ia mengajak cagub lain untuk meninjau peresmian smelter di kabupaten Bantaeng.
Lantas apa pembelaan Prof Andalan itu atas tudingan nyinyir tersebut?
Di depan sedikitnya lima ratusan warga dan simpatisan NA-ASS di Kota Palopo, cagub Sulsel nomor urut tiga itu menjawab tuntas kampanye hitam bertubi-tubi tersebut.
“Saya jelaskan, tidak apa-apa saya diserang lawan-lawan politik kita di Pilgub, karena menurut survei, tingkat keterkenalan kami baru 67%, kepada seluruh pendukung saya sampaikan, jika ada yang terus menghantam kita, maka kita ambil saja sisi positifnya, ada yang bahkan bikin kotor-kotor kota dengan macam-macam spanduk dan selebaran, termasuk saya dikatakan ‘pembohong’, sekali lagi tidak apa-apa, karena itu malah bisa membuat kita semakin dikenal masyarakat, bisa-bisa nanti naik tingkat keterkenalan menjadi 70 hingga 75%, jadi saya merasa tidak masalah, silakan saja terus melakukan itu,” jelas Prof Andalan saat bersilaturahmi di kediaman salah satu Tokoh Masyarakat Toraja di Jalan Kelapa Kota Palopo, Sabtu malam 19 Mei 2018.
Lanjut Nurdin Abdullah, soal pembohong sudah ia katakan,” Pihak kontraktornya tiga hari sebelum tanggal rencana peresmian Smelter di Bantaeng menelpon saya karena ada kendala teknis terkait catu daya listrik yang akan masuk ke beberapa panel yang belum kelar sehingga terpaksa harus ditunda, tetapi oleh pihak lawan, dimainkanlah isu ini menjadikan saya dicap ‘pembohong’. Saya juga heran kok tidak bisa membedakan antara ditunda dan membohongi publik,” terang NA yang disambut tepuk tangan simpatisannya.
Bukan hanya itu, NA juga dituding sebagai cagub yang pro ekonomi liberal, sehingga investor yang akan datang ke Sulsel juga dicap akan mendatangkan banyak tenaga kerja asing.
“Karena isu tenaga kerja dari Cina lagi marak dan jaditrending topic, saya juga ikut-ikutan diserang, katanya kalau saya jadi gubernur nanti banyak TKA datang menjajah Sulsel, saya jelaskan begini, membangun Sulsel mau tidak mau harus dengan mendatangkan investasi dari luar, tetapi kita juga harus siap, SDM harus kita siapkan, masak kita mau jadi buruh di daerah kita, makanya saya bilang, putra daerah harus bisa jadi manajer, jadi CEO, untuk itu skill putra daerah Sulsel harus lebih ditingkatkan lagi, karena persaingan global menuntut hal itu,” bebernya lagi.
Soal isu KKN juga dibahas tuntas lelaki penerima Hatta Award atas kiprahnya selama 10 tahun di pemerintahan yang tak pernah tersentuh masalah hukum apalagi soal korupsi.
“Soal isu KKN, saya sampaikan, saat saya akan pamit sebagai bupati Bantaeng, orang-orang datang ke rumah saya, mereka menangis, bahkan meminta istri saya dan anak saya untuk melanjutkan, tetapi saya bilang, jabatan itu bukanlah warisan, padahal jika saya mau, elektabilitas Wakil Bupati saya saat itu hanya 6%, Sekda 3% dan istri saya 69%, tetapi saya bukan mengejar jabatan, jika saya membiarkan istri saya maju (jadi Bupati) maka berarti saya gagal,” tandas lelaki kelahiran 7 Februari 1963 itu yang lagi-lagi disambut aplaus warga Palopo yang ikut hadir di acara silaturahmi nan sederhana itu.
Rencananya, Minggu pagi ini (20/5) Prof Andalan akan melanjutkan tour keliling Tana Luwu menuju Malili Luwu Timur.(Rls**)