SABER | Google melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 12.000 karyawannya, baik yang ada di Amerika Serikat maupun global.
Pemangkasan tersebut dikarenakan kekhawatiran resesi yang akan datang pada tahun 2023 ini.
Melansir dari Merdeka, CEO Google Sundar Pichai mengatakan dalam email yang dikirim kepada staf perusahaan bahwa perusahaan akan segera melakukan PHK.
Pichai menjelaskan, nantinya karyawan akan ditawarkan 16 minggu gaji dan ditambah dua minggu kerja untuk setiap tahun bekerja di Google.
“Di negara lain, prosesnya akan memakan waktu lebih lama karena undang-undang dan praktik setempat,” kata Pichai.
Perusahaan teknologi menghadapi berbagai tantangan saat ini. Salah satunya kenaikan suku bunga acuan dan inflasi yang tinggi selama setahun terakhir.
Kondisi ini membuat saham perusahaan teknologi anjlok memaksa pengiklan untuk mengurangi belanja iklan online.
Kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS khususnya telah menyebabkan selera yang buruk untuk saham teknologi Amerika.
Iklim ekonomi makro yang suram pada gilirannya menambah tekanan pada perusahaan-perusahaan tersebut untuk melakukan pemotongan besar-besaran terhadap tenaga kerja mereka.
Di sisi lain, perusahaan besar lainnya seperti, Amazon telah melakukan pemutusan hubungan kerja ke 18.000 pegawainya.
Kemudian pada hari yang bersamaan, Microsoft juga mengumumkan rencana untuk memberhentikan 10.000 pekerjanya .
Twitter, di bawah kepemimpinan Elon Musk, juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja, memangkas lebih dari setengah jumlah karyawan perusahaan sejak mengambil alih sebagai CEO pada bulan Oktober.
Langkah PHK dari Google bahwa perusahaan tersebut menunda sebagian cek bonus akhir tahun karyawan hingga Maret atau April alih-alih membayarnya secara penuh pada bulan Januari.(merdeka*)