MAKASSAR, SABER | Redmoon Studios yang sebelumnya sudah merilis film Selimut Kabut Rongkong di 32 negara penyelenggara festival film internasional tahun 2020, akhirnya menggelar proses peluncuran sekaligus “screening” formal di Gastros Mal Nipah Makassar, pada Rabu (24/11/2020).
Perhelatannya dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah yang datang khusus untuk menonton film tersebut.
Nurdin Abdullah tampil santai dan tak ada kesan formal saat datang bersama jajaran pejabat Pemprov Sulsel.
Turut hadir pula, Pj Walikota Makassar Rudy Djamaluddin, Kominfo Sulsel, Forkopimda, Dinas Pariwisata Sulsel, Satuan Brimob Sulsel, dan Kalla Group.
Sekitar 80 orang memenuhi ruangan lounge Gastros. Gatros adalah sebuah cafe eksklusif yang terletak di lantai 1 Mal Nipah Makassar di Jalan Urip Sumoharjo.
Nurdin Abdullah menyaksikan pemutaran film Selimut Kabut Rongkong didampingi produser film, Fujianto Mananti, dan dua pemeran utama, yaitu Dinda Tarisa dan Wasriyanti Pasande. Para penonton lainnya duduk berjarak sesuai standar nasional protokol Covid-19.
Selama 108 menit penayangan film Selimut Kabut Rongkong ditonton hingga tuntas dan berakhir dengan sambutan yang meriah dari semua audiens.
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi singkat seputar film. Dalam kesempatan tersebut, Nurdin Abdullah sangat mengapresiasi materi cerita dalam film tersebut. Menarik dan menginspirasi, katanya.
Ia pun memberi kesimpulan berdasarkan analisanya. Menurutnya film Selimut Kabut Rongkong sudah layak sebagai tontonan edukatif yang mampu membuka wawasan tentang kondisi sosial budaya di Luwu Utara.
“Setidaknya kita akhirnya bisa tahu bagaimana keindahan alam, tradisi, polemik dan potensi sumber daya khususnya yang ada di Rongkong,” ujar Nurdin Abdullah.
“Saya sangat mengenal Rongkong karena beberapa kali saya berkunjung kesana. Saya tahu bagaimana progres pembangunan dan kondisi sosial Rongkong. Film ini mampu menggambarkan semuanya dan sangat menginspirasi.
Melalui ceritanya, kita bisa cermati sebuah realita bahwa pembangunan daerah pada semua aspek akan berjalan baik jika melibatkan partisipasi masyarakatnya sendiri. Mereka yang seharusnya ikut mendorong pembangunan daerahnya,” jelasnya.
Produser film Selimut Kabut Rongkong, Fujianto Mananti menyebut, ada dua aspek menjadi tema perioritas dalam film yakni memperkenalkan kembali potensi tradisi tenun ikat Rongkong, yang nyaris punah serta adanya motivasi swadaya yang kuat terkait pemerataan pendidikan berbasis kearifan lokal.
“Kami senang sekali bapak gubernur bisa betah menonton film ini sampai tuntas. Padahal durasi film hampir dua jam. Sebagian besar gambar dan materi cerita dalam film dikomentari oleh beliau terkait kelayakan fasilitas dan rencana program pembangunan disana,” ujar Fuji.
Nurdin Abdullah menyatakan bahwa pemerintah provinsi akan mendukung penuh karya seni perfilman yang fokus mengangkat realita sosial dan potensi budaya lokal Sulsel.
Apalagi, jika karya film tersebut bisa terpublikasi ke skala internasional. Berdasarkan hal itu, Pemprov Sulsel akan memfasilitasi jika target film ini sudah siap ditayangkan untuk publik lewat bioskop.
Pada komentar terakhir sebelum acara diakhiri, Nurdin Abdullah masih sempat menyampaikan keinginannya. Saya tunggu film seperti ini di seri berikutnya.” pungkasnya.(*)