Penis Kurang Keras Meski Sudah Ereksi, Ini Penyebabnya

Ilustrasi

SABER  |  Ereksi tidak keras terkadang terjadi karena faktor kesehatan fisik maupun psikologis.

Pikiran dan perasaan pria bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan pria untuk terangsang, mempertahankan ereksi, termasuk kondisi ereksi penis kurang keras atau terasa lembek.

Bacaan Lainnya

Penis yang yang kurang keras dan terasa lembek bukan hanya memengaruhi pria, tetapi juga respons pasangan wanitanya.

Perlu diketahui penyebab penis tidak keras saat berhubungan seksual yang bisa terjadi akibat beberapa hal tertentu sebagai berikut:

1. Tubuh kekurangan vitamin D
Sebuah studi dalam Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa kadar vitamin D dalam tubuh pria dengan impotensi atau ereksi penis tidak keras lebih rendah dibanding pria normal.

Kandungan vitamin D memiliki peranan penting dalam tubuh pria untuk memperlancar peredaran darah.

Peredaran darah tubuh pria yang kekurangan vitamin D kemungkinan kurang lancar, termasuk menuju ke penis saat hendak ereksi.

Maka, penting untuk memperoleh sumber vitamin D dengan berjemur di bawah hangat sinar matahari pagi.

Kandungan vitamin D juga terkandung pada sereal oatmeal, roti, telur, dan daging salmon.

2. Kurang minum kopi
Melalui sebuah artikel terbitan University of Texas Health Science Center, para peneliti menunjukkan bahwa sekitar 42% pria yang minum kopi kurang lebih dua gelas per hari lebih kecil kemungkinannya memiliki ereksi tidak normal.

Dalam dua gelas kopi terkandung setidaknya 85 hingga 170 miligram kafein.

Kafein bisa membantu merilekskan pembuluh darah dan otot dalam penis, sehingga membantu meningkatkan aliran darah saat tubuh memperoleh rangsangan seksual.

Walaupun begitu, temuan ini membutuhkan studi lebih lanjut untuk menguji efektivitas kafein dalam menangani gangguan seksual pria ini.

3. Menderita penyakit impotensi
Disfungsi ereksi atau impotensi umumnya menjadi masalah seksual pada pria sehingga ereksi penis tidak keras.

Kondisi ini bisa dipicu oleh penyakit lain, seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke yang dapat mematahkan kejantanan pria.

Kadar glukosa dalam tubuh yang tinggi pada penderita diabetes dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan saraf.

Kondisi ini bisa memengaruhi sensasi penis saat melakukan hubungan seksual, sehingga kondisi ereksi menjadi tidak maksimal.

Penyakit jantung yang terjadi akibat peredaran darah terhambat juga bisa menyebabkan darah tidak mampu mencapai area penis secara maksimal.

4. Tidak mood
Penis dan pikiran pria pada dasarnya saling terhubung dan memiliki perasaan yang sama.

Ereksi penis yang tidak keras bisa disebabkan oleh kondisi mood yang tidak sesuai.

Untuk mengatasinya, sebaiknya jujur dan terbuka terhadap pasangan. Komunikasikan perasaan yang menghambat ereksi tidak berjalan dengan normal.

Mintalah pengertian hingga perasaan bisa kendalikan kembali, sehingga bisa lagi memulai usaha agar ereksi berjalan normal.

5. Tidak berhubungan seks rutin
Sebuah studi dari The American Journal of Medicine menyimpulkan semakin rutin berhubungan seks, mampu menurunkan risiko seorang pria menderita disfungsi ereksi.

Studi ini menemukan pria berusia 55 hingga 75 tahun yang melakukan hubungan seks kurang dari sekali seminggu dua kali lebih mungkin mengalami impotensi daripada pria yang melakukan hubungan seks setidaknya sekali per minggu.

Walaupun begitu, solusi untuk masalah yang mengarah ke impotensi tidak sesederhana melakukan hubungan seks rutin.

Masalah seksual bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sosial, emosional, dan fisik seseorang.

Penting untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.(hellosehat*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *